Jakarta (Pucanglaban News) - Zona waktu disatukan, 2/3 penduduk RI "terkorban". Penyatuan zona waktu di Indonesia perlu dikaji kembali.
Pasalnya, sampai saat ini belum ada alasan konkrit yang disampaikan
pemerintah. Ungkap Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Harry Azhar Azis.
Berucap kepada detikFinance, Minggu (27/5/2012), dia mengatakan
"Ini dasarnya apa? Kalau karena mengikuti Singapura,
rasanya kurang berlandaskan karena kita berbeda dengan Singapura, PDB
Singapura itu hanya seperlima dari Indonesia,".
Menurut
Harry, harus ada dasar yang kuat atas penetapan kebijakan ini.
Pasalnya, ke dapan kebijakan ini akan memengaruhi lebih dari 2/3
penduduk Indonesia.
"Ini akan mengubah perilaku seluruh rakyat
kita, ada 2/3 pertiga dari penduduk, Jawa saja sudah menguasai jumlah
penduduk dan dia harus mengalah pada sepertiganya yang ada di WITA.
Kecuali Ibukota kita dipindahkan ke tengah ke Palangkaraya, maka itu
bisa, karena pusat kegiatan berubah," ungkapnya.
Harry menegaskan akan ada konsekuensi logis secara sosial dan budaya atas kebijakan penyatuan zona waktu ini.
"Saya
rasa malah jadi berkurang 2 jam, satu jam orang di barat dipaksa
bekerja lebih cepat, sementara di timur dipaksa pulang lebih cepat, ada
pertimbangan budaya dan sosial," paparnya.
Untuk itu, lanjut
Harry, harus ada pengkajian yang lebih mendalam mengenai pemberlakuan
kebijakan tersebut, terutama dampaknya terhadap sosial budaya ini.
"Saat
ini, posisi saya berat untuk setuju, jadi yang mau jadikan orientasi
Singapura? Itu saya tidak setuju. Orientasi kita ke mana, tidak bisa
ujug-ujug dilakukan dan harus sosialisasikan itu, tidak bisa dipaksa
berubah perilaku, harus dikaji lebih dalam, dan ini nantinya berbentuk
keputusan Presiden jangan Menko Perekonomian, nanti jadi urusan
politik," tandasnya.
Dikutip dari: Detik.com
pucanglaban.com informatif, kompetitif dan kreatif
bersama berbagi ilmu dan pengetahuan.
posted by: Khoirul Anwar
Zona waktu disatukan, 2/3 penduduk RI "terkorban"
baca artikel lainnya:
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)





0 komentar :
Post a Comment
kritik dan saran serta komentar yang membangun, sangat kami hargai.