News Update :

MENARA AIR BERNAMA CINTA | Puisi Cinta

bangunan yang kudirikan ini
semalaman ditimbun gelap dan dibasahi embun,
lalu suara pagi memecahkannya kembali.
meremukkannya jadi cahaya, kemudian waktu memberinya ruang menjadikannya semesta.
semesta yang kuhidupi ini, menjalani riwayat tanpa pernah berjejak, tiada memberi awal dan menandakan akhir,
sampai kesempatan menafasinya,nafsu mengairi mukanya, pikiran tak henti menunutunnya, kemudian rasa kaget membangkitkannya menubuhkan manusia.


manusia yang senantiasa lengkapi ini tak pernah memintaku apapun makna, apapun nafkah kenyataannya, hingga bumi memberinya tapak, langit menghadiahkan mahkota dan waktu menyebutnya nama, namun tetap saja ia menangis,
menghitung air mata, menetesi setiap pecahan mimpi malamnya, mengairi frustasinya yang mendanau, memberinya banjir disetiap asa; disaat kita menjeritkan satu kata melulu satu kata, satu harap purba: cinta

baca artikel lainnya:

Share this Article on :

0 komentar :

Post a Comment

kritik dan saran serta komentar yang membangun, sangat kami hargai.

 

© Copyright Pucanglaban News 2010 -2011 | Edit by Tim Pucanglaban News | Published by Pucanglaban News .