Jika Eliana bisa bahasa Prancis
dan Inggris. Maka Putri Pak Kiai Lutfi ini bisa bahasa Arab,
Inggris dan Mandarin. Saat di Madrasah Aliyah dia pernah
ikut program pertukaran pelajar ke Wales,U.K. Dan apa kau
tahu di mana dia sekarang?"
Azzam menggelengkan kepala.
"Dia sekarang ada di Carro. Sedang menempuh S.2 di
Kuliyyatul Banat, Al Azhar. Dia sedang mengajukan judul
tesisnya."
"Sedang S.2? Siapa namanya? Kok saya tidak pernah
dengar ceritanya."
"Namanya Anna Althafunnisa."
"Anna Althafunisa?"
"Ya."
"Baru kali ini saya dengar nama itu. Aneh sekali. Padahal
orang-orang di rumah saya semuanya aktivis. Tapi mereka
kok tidak pernah nyebut-nyebut nama itu ya?"
"Tidak banyak orang yang tahu. Sebab Anna Althafunnisa
menyelesaikan S.1-nya tidak di Cairo. Tapi di Alexandria
sini. Ia lebih banyak berinteraksi dengan mahasiswi Malaysia
daripada mahasiswi Indonesia. Dan Anna lebih memilih menutup
diri dari kegiatan-kegiatan yang bersifat glamour. Kalau
kau sempat membaca majalah Al Wa'yu Al Islami, cobalah cari
edisi bulan lalu. Ada artikel dia dimuat di sana. Dia memakai
nama pena Anna Lutfi Hakim."
"Sekarang dia tinggal di Cairo?"
"Iya. Dialah gadis cantik dan salehah yang aku maksud.
Dan saat ini ayahnya menginginkan dia segera menikah. Aku
pikir kamu lebih baik menikah dengan orang yang sekualitas
Anna daripada dengan yang model Eliana. Kalau kamu mendapatkan
Anna, kamu telah mendapat-kan surga sebelum surga.
Percayalah padaku. Aku tahu betul kualitas Anna, ayahnya,
dan keluarganya. Mereka dari golongan orang-orang yang
ikhlas. Saran saya khitbahlahAnna Althafunnisa itu sebelum
bidadari dari Pesantren Daarul Quran itu dikhitbah orang
lain."
Hati Azzam berbunga -bunga. Ada rasa sejuk yang tibatiba
menyelinap ke dalam dadanya. Namun ia tiba tiba diserang
rasa ragu.
"Apa saya pantas melamarnya Pak? Apa saya pantas untuknya?
Saya ini S.1 saja sudah sembilan tahun belum juga
selesai. Dan apa prestasi saya? Apa yang bisa saya andalkan?
Membuat tempe? Apa ada kiai yang mau anaknya menikah
dengan penjual tempe?"
"Kenapa kamu jadi inferior begitu. Percayalah padaku,
Pak Kiai Lutfi itu tidak pemah memandang dunia. Dunia itu
remeh bagi beliau. Datanglah, lamarlah. Belilah tiket, pulanglah
ke Indonesia dan lamarlah bidadari itu!"
"Waduh kalau harus pulang berat Pak. Apa tidak ada cara
lain selain pulang?"
Pak Ali diam mengerutkan keningnya, sebentar kemudian,
wajahnya cerah. Setengah berteriak ia menjawab, "Ada!
Kau bisa melamar lewat Ustadz Mujab. Ustadz Mujab itu masih
keluarga dekat Kiai Lutfi. Kau datangi saja Ustadz Mujab
dan sampaikan maksudmu untuk disampaikan kepada Kiai
Lutfi dan Anna. Insya Allah semua akan mudah. Ustadz
Mujab kau kenal kan?"
"Wah lebih dari kenal. Saya sangat akrab dengannya.
Tapi yang membuat saya heran, kenapa beliau sama sekali
tidak pernah menyinggung nama Anna Althafun-nisa sama
sekali ya?"
"Itulah mahalnya Anna Althafunnisa. Tidak sembarangan
dibicarakan. Tidak sembarangan diobral. Bukan-kah permata
yang sangat mahal itu jarang dipamerkan orang?"
"Pak Ali punya fotonya?"
"Aduh, sayang sekali tidak punya. Tapi itu tidak penting.
Langsung saja kau lamar. Kalau setelah menyuntingnya kamu
menyesal, akan aku serahkan leherku ini untuk kau pancung.
Sungguh!"
Azzam tersenyum. Kata-kata terakhir Pak Ali semakin
membuatnya mantap sekaligus penasaran. Seperti apa Anna
itu? Namun, ia merasa telah mendapat jawaban atas tekad
yang ia ikrarkan sebelum tidur tadi malam. Tekad yang ia
rajut dengan doa.
Ia yakin Anna adalah jawaban atas doanya yang ia bawa
sampai tidur. Ia yakin bukanlah sebuah kebetulan jika pagi itu
Pak Ali akan bercerita tentang Anna Altha-funnisa. Itu bukanlah
kebetulan belaka. Sebab ia meyakini bahwa segala yang
terjadi di alam semesta ini tidak ada yang kebetulan. Semua
sudah ditulis takdirnya dan diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Tekadnya telah bulat. Begitu sampai di Cairo ia akan datang
ke rumah Ustadz Mujab. Datang untuk menanyakan gadis
yang disebut sebut Pak Ali sebagai "Bidadari dari Pesantren
Daarul Quran".
penasaran dengan kelanjutan novel pembangun jiwa ini?
download aja disini ... gratis low....
KETIKA CINTA BERTASBIH 1
baca artikel lainnya:
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)





0 komentar :
Post a Comment
kritik dan saran serta komentar yang membangun, sangat kami hargai.